Perang dagang AS dan China menjadi penyebab IHSG hari ini masih berada pada level rendah.
Selama beberapa pekan ini Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG berapa pada level rendah dan mengkhawatirkan. Hal tersebut membuat pasar saham Indonesia menjadi loyo dan banyak investor lari pada investasi nilai tetap seperti emas. Banyak hal yang mempengaruhi IHSG melemah. Lalu apa penyebab IHSG hari ini belum membaik?
IHSG Hari Ini Masih Berada Pada Level Merah, Ketahui Penyebabnya dan Pilih Investasi Terbaik!
Hal tersebut bagi sebagian investor akan berpikir hal lain, ketika saham dalam
harga terendah maka akan diborong? Lalu apakah langkah tersebut benar?
Sebaiknya anda bersikap tenan dan tetap menunggu dan tidak langsung memborong saham.
Hal terebut lantaran IHSG akan diprediksi masih fruktuatif dan bergerak melemah
terus dalam jangka pendek.
Apabila investor membeli saham dalam jumlah besar dan berpikiran untuk jangka
panjang, maka hal tersebut akan aman. Namun jika anda membeli saham hanya
berdasarkan hal peruntungan untuk jangka pendek dan menengah, sebaiknya hindari
hal tersebut. Untuk keperluan jangka panjang, sebaiknya cermati saham yang
berpotensi bagus.
Salah satu saham yang berpotensi baik untuk dibeli adalah saham dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). BNGA dianggap memiliki prospek cerah berkaitan dengan kinerja bagus selama tahun ini. Dibandingkan tahun lalu, BNGA memperoleh kenaikan laba bersih senilai 16,95 persen.
Selain saham perbankan, saham pada sektor semen, infrastruktur, dan properti dapat menjadi pilihan aman lantaran tidak terpengaruh oleh penurunan harga komoditas.
Berkaitan dengan penurunan IHSG beberapa pekan tersebut, disebabkan akibat perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang turut andil dalam menghantam harga sejumlah komoditas global.
Perlu diketahui Presiden AS Donald Trump telah menaikkan tarif impor China manjadi 25% dari sebelumnya 10%. Sehingga mayoritas saham menjadi tertekan pada pekan kemarin.
[artikel number=3 tag=”investasi, IHSG, bisnis”]
Melalui twitternya, Trump menyatakan jika keputusannya diakibatkan Beijing telah melanggar kesepakatan dagang dengan AS dan mencoba menegosiasikan kembali. Sehingga akibat kenaikan tarif tersebut AS akan meraup untung sekitar US$300 miliar.
Lalu apakah langkah tersebut benar-benar menguntungkan AS?
Justru AS akan merugi, lantaran harus menanggung beban dari kenaikan tarif
tersebut. kenaikan beban tersebut sejatinya akan diteruskan kepada
konsumen.
Berkaitan dengan IHSG hari ini yang masih melemah, sehingga
untuk pekan ini, jika ingin aman sebaiknya investasi hanya pada saham
yang tidak terpengaruh komoditas, seperti saham PT Semen Indonesia (Persero)
Tbk (SMGR), PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), PT Wijaya Karya Beton Tbk
(WTON), dan PT Pakuwon Jati Tbk
(PWON).