Harga batu bara mengalami fluktuasi signifikan dalam perdagangan terakhir, menciptakan tantangan baru di pasar energi global. Pada Rabu (31/1/2024), harga dari batu bara di pasar ICE Newcastle merosot menjadi US$118/ton, menunjukkan penurunan sebesar 1,29% dalam satu hari. Seiring dengan tren penurunan selama sepekan terakhir, harga dari batu bara tercatat turun 7,31%, sementara selama bulan Januari, penurunan mencapai 10,54%.
Prospek batu bara menjadi semakin suram, terutama dengan berkurangnya penggunaan batu bara di China, konsumen terbesar batu bara dunia. Dewan Ketenagalistrikan China meramalkan bahwa energi dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari akan menyumbang sekitar 40%, melampaui kontribusi batu bara yang diprediksi sebesar 37%. China juga berkomitmen untuk mengembangkan sumber energi hidro dan nuklir, dengan harapan total bauran energi dari sumber non-fosil dapat mencapai lebih dari 50%.
Dari segi analisis teknikal, harga batu bara masih menunjukkan tren bearish dengan indikator RSI (Relative Strength Index) sebesar 25,68, menandakan posisi bearish aset. Indikator Stochastic RSI yang berada di 25,02 menunjukkan potensi untuk aksi jual lebih lanjut, meskipun belum mencapai kondisi oversold.
Meskipun kondisi masih bearish, ada peluang untuk koreksi harga batu bara. Target resisten terdekat terletak di US$123/ton, dengan potensi kenaikan lebih lanjut ke US$126/ton jika terjadi penembusan. Di sisi lain, target support terdekat berada di US$115/ton, dan penembusan di titik ini dapat membawa harga turun kembali ke US$113/ton.
Demikian informasi seputar perkembangan harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Readaksi.Com.