Pasokan bawang putih jelang Natal dan Tahun Baru 2024/2025 dipastikan dalam kondisi melimpah, namun harga bawang putih tetap meroket. Pelaku Usaha Bawang Putih dan Sayuran Umbi Indonesia (Purbarindo) mencatat stok mencapai 120 ribu ton, yang diproyeksikan cukup hingga awal tahun depan.
Ketua Umum Purbarindo, Reinhard Antonius M. Batubara menyampaikan bahwa stok bawang putih melimpah meski harga tetap tinggi.
“Pada akhir Desember 2024 ini, diprediksi stok masih ada 120 ribu ton yang akan di-carry over ke 2025,” ujar Reinhard dalam rapat koordinasi di Kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kamis (5/12).
Namun, ia mengakui harga bawang putih masih mahal. Kenaikan harga dari eksportir utama, yaitu China, menjadi penyebab utama lonjakan ini. Saat ini, 90% pasokan bawang putih Indonesia berasal dari China. Dalam dua bulan terakhir, harga di negara tersebut melonjak hingga US$1.550 per ton, naik hampir US$200 per ton.
Selain itu, fluktuasi nilai tukar dolar, yang sempat menyentuh Rp 16.000, memperparah situasi. “Realisasi impor kami terkendala karena lonjakan harga di China dan nilai dolar yang tinggi,” tambah Reinhard.
Di sisi lain, peningkatan biaya transportasi menjelang akhir tahun turut mendorong harga bawang putih naik di pasar domestik. Meski demikian, Reinhard memastikan pasokan dalam negeri tetap aman.
Menurut data Bapanas, harga rata-rata bawang putih nasional saat ini berada di angka Rp 42.145 per kilogram. Harga tertinggi tercatat di Papua Pegunungan, yang menembus Rp 71.667 per kilogram, sementara harga terendah berada di Jawa Timur sebesar Rp 37.196 per kilogram.
Dengan kondisi ini, pemerintah diharapkan dapat mencari solusi untuk menekan harga bawang putih, meski stok melimpah. Langkah antisipasi seperti memperkuat diversifikasi pemasok dan menstabilkan nilai tukar perlu segera dilakukan agar konsumen tidak terus terbebani.
Demikian informasi seputar harga bawang putih dan pasokannya menjelang Nataru. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Readaksi.Com.