Industri batu bara Indonesia mencatat pertumbuhan yang signifikan pada November 2023, dengan peningkatan produksi batu bara sebesar 10% (YoY) menjadi 697,8 juta ton. Selain itu, volume penjualan baik di pasar domestik maupun ekspor juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 8,3% dan 4,5% (YoY). Analis MNC Sekuritas, Alif Ihsanario, menyampaikan bahwa permintaan yang tinggi dari China dan India, bersamaan dengan kekhawatiran terhadap keamanan energi, menjadi faktor utama pertumbuhan ini.
Proyeksi permintaan batu bara diperkirakan akan tetap kuat pada 2024, meskipun persediaan menumpuk. China dan India, dengan agenda meningkatkan kapasitas coal-fired power plant (CFPP), akan menjadi kontributor utama permintaan. Kementerian ESDM memperkirakan produksi batu bara pada 2024 mencapai 700 juta ton, sementara Alif memproyeksikan harga batu bara Newcastle sekitar US$120 per ton pada tahun tersebut.
Meskipun terdapat penurunan laba bersih pada perusahaan tambang di Tanah Air hingga kuartal III-2023, hal ini sesuai dengan ekspektasi. Adaro Energy (ADRO) menunjukkan penurunan paling terkendali, sementara Indo Tambangraya Megah (ITMG) dan Bukit Asam (PTBA) mengalami penurunan lebih tajam. Pemain batu bara yang memiliki eksposur terhadap pasar China dan India diidentifikasi sebagai faktor penentu dalam meredam penurunan laba.
Risiko utama yang diidentifikasi adalah pemberlakuan Mitra Instansi Pengelola (MIP/BLU), yang dapat membalikkan keadaan dan menguntungkan PTBA. MNC Sekuritas merekomendasikan sikap netral terhadap sektor pertambangan industri batu bara, terutama karena emiten batu bara menghadapi ketidakpastian baru terkait penerapan BLU. Meskipun harga batu bara diperkirakan stagnan, ADRO tetap menjadi pilihan utama berkat kinerja laba yang tangguh dan prospek yang stabil dalam menghadapi kebijakan MIP/BLU.
Rekomendasi Saham:
- Adaro Energy (ADRO)
Rekomendasi: Hold
Target Harga: Rp2.700
2. Indo Tambangraya Megah (ITMG)
Rekomendasi: Hold
Target Harga: Rp24.900
3. Bukit Asam (PTBA)
Rekomendasi: Hold
Target Harga: Rp2.500
Dalam menghadapi dinamika industri batu bara, terutama terkait eksposur pasar China dan India serta potensi pemberlakuan BLU, kebijakan netral di sektor pertambangan batu bara menjadi pilihan bijak. ADRO tetap menjadi pilihan utama berkat kinerja yang tangguh dan strategi yang stabil.
Demikian informasi seputar perkembangan industri batu bara di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Readaksi.com.