Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan bahwa sekitar Rp2.000 triliun investasi gagal masuk Indonesia pada 2024. Keputusan tersebut mencerminkan kegagalan pemerintah dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi para investor.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kebijakan dan regulasi dinilai menghambat aliran investasi ke Indonesia.
Faktor Penyebab Investasi Gagal Masuk Indonesia
Menurut Wakil Menteri Investasi Todotua Pasaribu, salah satu alasan utama hilangnya potensi investasi ini adalah perizinan yang rumit. Selain itu, kebijakan yang tumpang tindih dan iklim investasi yang tidak kondusif juga menjadi kendala besar.
Hal itu tercermin dalam penurunan peringkat efisiensi Indonesia dalam World Competitiveness Ranking, yang memengaruhi kepercayaan investor.
Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai bahwa kebijakan pemerintah yang tidak konsisten, seperti revisi UU Cipta Kerja, menambah keruwetan dalam iklim investasi.
Banyak kebijakan yang tumpang tindih dan sering berubah, menciptakan ketidakpastian hukum yang mengganggu kepercayaan investor. Pemerintah juga belum sepenuhnya menuntaskan masalah premanisme yang meresahkan dunia usaha.
Selain masalah regulasi, pengurusan izin yang melibatkan banyak pihak dan tingkat koordinasi yang lemah antarinstansi pemerintah, baik pusat maupun daerah, juga menjadi hambatan besar. Peneliti dari CORE, Yusuf Rendy Manilet, menyoroti pentingnya kesiapan administrasi daerah dalam mendukung proses perizinan yang efisien.
Kesimpulan
Investasi gagal masuk Indonesia mencerminkan perlunya reformasi mendalam dalam sistem perizinan dan kebijakan ekonomi. Pemerintah harus mengatasi permasalahan regulasi yang tumpang tindih dan memastikan adanya kepastian hukum untuk menarik kembali minat investor.
Dengan penyesuaian kebijakan yang lebih efektif, Indonesia dapat memperbaiki iklim investasinya dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di masa depan.
Demikian informasi seputar investasi gagal masuk Indonesia pada tahun 2024. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Readaksi.Com.