Istana Kepresidenan Yogyakarta siap mengurangi emisi karbon dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC).
Upaya tersebut dilakukan setelah ada kesepakatan antara PLN dan Istana Kepresidenan Yogyakarta dengan membeli REC sesuai penggunaan listrik per bulan selama 24 bulan sampai dengan April 2024.
REC merupakan inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional, tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur.
Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta Deni Mukyana mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung penggunaan energi ramah lingkungan karena telah sesuai dengan program pemerintah.
“Istana Kepresidenan Yogyakarta ikut mengukung energi hijau, seusai dengan program pemerintah menuju Indonesia Net Zero Emission pada tahun 2060,” ungkap Deni.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID Jawa Tengah & DI Yogyakarta M Irwansyah Putra mengungkapkan bahwa dengan adanya REC maka PLN telah mendukung energi bersih dan ramah lingkungan.
Istana Kepresidenan Yogyakarta menjadi salah satu yang ikut berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendorong pertumbuhan pembangkit EBT.
Selain Istana Kepresidenan juga terdapat 3 lagi pelanggan yang membeli REC, yakni PT Busana Remaja Indonesia, PT Ameya Livingstyle Indonesia, dan PT Anggun Kreasi Mandiri.
Dengan program tersebut, PLN berkomitmen dalam pengembangan EBT di Indonesia dan siap untuk melayani penggunaan REC PLN.