Berita hoaks tentang jokowi dan pki menjadi berita yang paling banyak diakses
Menjelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019, jumlah sebaran berita hoaks, meningkat tajam. Berita hoaks atau berita bohong yang paling banyak tersebar adalah hoaks politik. Dalam hoaks politik, isu yang digunakan pun beragam, mulai dari agama, etnis atau suku, hingga agama.
Baru-baru ini Lembaga riset politik Digitroops merilis hasil riset mereka di media. mereka menyebut, berita bohong yang tersebar dimedia sosial lebih banyak menyerang calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut Digitroops, dari sepuluh kabar palsu, tujuh diantaranya menyerang calon presiden inkumben.
Dilansir tempo.co (11/4/2019), Peneliti Digitroops Yusep M Sofyan mengungkapkan, pada saat penguraian data, petahana adalah yang paling banyak dirugikan dari sebaran berita Hoaks. Ia menambahkan, tujuh berita bohong yang tersebar dan banyak menyerang Jokowi adalah : Jokowi PKI; Jokowi anti islam; surat suara sudah tercoblos dikolom presiden nomor urutt 01; Jokowi akan hentikan adzan berkumandang; Jokowi jual bogor ke Cina; Isu tenaga kerja asing; Jokowi legalkan pernikahan sesama jenis.
Dari tujuh berita hoaks yang tersebar, tiga berita yang paling banyak diakses dan dlihat masyarakat adalah, tuduhan bahwa Jokowi adalah Partai Komunis Indonesia (PKI). Berita hoaks tersebut telah tersebar di akun media sosial sebanyak76.778.491 dan telah diakses hingga 173.110.667 kali.
Yusep menyebut, Hoaks mengenai Jokowi PKI merupakan isu yang paling kerap dibicarakan di media sosial. Dari hasil pantauan Digitroops, dalam kurun waktu 24 jam, isu ini telah di konsumsi masyarakat diatas 2000 kali. Sedangkan untuk isu yang lain, rata-rata diakses sebanyak 1000 kali.
Berita hoaks kedua tentang Jokowi yang paling banyak tersebar adalah, Jokowi akan hilangkan adzan berkumandang. Berita ini tersebar di 52.428.745 media sosial dan telah diakses 98.229.910 kali. Sedangkan untuk berita ketiga adalah, tudingan bahwa Jokowi anti Islam, tersebar di 25.000.002 akun dan di akses 28.386.156 kali.
Riset ini dilakukan Digitroops dalam kurun waktu 8 bulan, dimulai dari bulan agustus 2018 hingga maret 2019. riset yang digunakan adalah survey tatap muka, Focus Group Discussion atau FGD, analisis media dan wawancara mendalam.