2019 menjadi tahun terakhir Susi Pudjiastuti menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Ia berpesan pada kita semua.
Nama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi nama yang cukup familiar bagi masyarakat Indonesia. Selain penampilannya yang nyentrik, Susi Pudjiastuti menjadi menteri yang berprestasi dan dekat dengan masyarakat. Berbagai media beberapa kali menggambarkan sosok Susi yang dekat dengan masyarakat, terutama dengan para nelayan. Kebijakannya untuk menenggelamkan kapal pencuri asing semakin membuat nama Susi Pudjiastuti dikenal, baik di dalam lingkup nasional maupun internasional.
Menteri yang diangkat oleh Presiden Jokowi tersebut akan mengakhiri jabatannya pada 20 Oktober 2019 mendatang. Artinya, jika tidak terjadi perubahan , tahun ini menjadi tahun terakhir bagi Susi Pudjiastuti menjabat sebagai menteri. Meskipun masa jabatannya tinggal 6 bulan lagi, tidak sedikitpun menteri Susi mengurangi tugasnya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Dalam bulan-bulan terakhir masa jabatannya, menteri Indonesia tersebut juga berpesan kepada masyarakat.
Susi Pudjiastuti memberikan pesannya saat ia menjadi narasumber dalam diskusi terbuka bertajuk ‘Indonesia yang Bersih, Aman, dan Nyaman untuk Berwisata’. Diskusi itu diadakan di Hall B, Jakarta Convention Center, Jakarta, 6 April 2019 lalu. Dikutip dari liputan6.com, Susi berkata, “Saya menitipkan ke Anda semua, tetap jaga laut untuk masa depan bangsa kita. Masa depan itu untuk anak cucu, cicit, anak-anak kita. Anda semua bisa.”
Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti juga menyampaikan berbagai hal terkait kementriannya. Berbagai prestasi juga ia kemukakan di hadapan peserta diskusi, salah satunya adalah keberhasilan Indonesia menjadi salah satu negara pemasok tuna terbesar di dunia. Berdasarkan data dan laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia pada tahun 2019 berhasil menyumbang 16% produksi ikan tuna secara global. Adapun nilai tangkapan per-tahun mencapai US$ 5 miliar. Meningkatnya jumlah tuna di perairan Indonesia terjadi karena adanya peningkatan biomassa laut Indonesia yang naik sebanyak 300 persen dibandingkan tahun 2014. Stok ikan yang tadinya di 2014 hanya 7 juta ton, tahun 2016 naik menjadi 12,5 juta ton. Angka tersebut terus mengalami peningkatan.
“Neraca perdagangan perikanan Indonesia juga sejak tahun 2015 untuk pertama kali sejak Indonesia berdiri jadi nomor satu di Asia Tenggara,” imbuh Susi Pudjiastuti. “Juga konsumsi ikan yang 36 kilogram per tahun pada 2014 menjadi 50 kilogram per tahun,” lanjutnya. Meskipun pekerjaan Susi Pudjiastuti sebagai menteri akan berakhir selama beberapa ke depan, ia akan tetap melanjutkan perjuangannya melalui komunitas pecinta laut, sebuah komunitas yang dibangun bersama sejumlah aktivis dan selebriti. Kita patut berbangga memiliki Susi Pudjiastuti.