Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa telah mengungkapkan bahwa biaya logistik di Indonesia masih jauh lebih tinggi daripada biaya logistik untuk ekspor. Saat ini, biaya logistik domestik mencapai 14,1% dari Produk Domestik Bruto (PDB), sementara biaya logistik untuk ekspor hanya sekitar 8,98% dari PDB. Menurutnya, komponen terbesar dari biaya logistik yang tinggi adalah ongkos transportasi, diikuti oleh biaya penyimpanan, pergudangan, dan administrasi. Suharso juga menyebut bahwa pengiriman barang antar wilayah di Indonesia menghadapi beberapa kendala, termasuk skala ekonomi yang rendah, infrastruktur dan layanan pelabuhan yang belum siap untuk menerima kapal besar, dan terbatasnya kawasan ekonomi.
Namun, Suharso tetap optimis bahwa pemerintah bisa menurunkan biaya logistik domestik menjadi sekitar 8% dari PDB pada tahun 2045. Hal ini diharapkan dapat dicapai dengan mengintegrasikan ekonomi domestik dan meningkatkan konektivitas global, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas ekonomi Indonesia dan mendukung partisipasi dalam rantai pasok global.
Biaya logistik domestik di Indonesia masih menjadi masalah serius, dengan biaya mencapai 14,1% dari PDB, jauh di atas biaya logistik untuk ekspor yang hanya sekitar 8,98% dari PDB. Menko PPN/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengidentifikasi beberapa masalah utama yang menyebabkan biaya logistik tinggi, termasuk kendala dalam skala ekonomi, infrastruktur pelabuhan, kawasan ekonomi yang terbatas, dan kurangnya konsolidasi rute yang optimal.
Meskipun demikian, pemerintah memiliki target ambisius untuk menurunkan biaya logistik domestik menjadi sekitar 8% dari PDB pada tahun 2045. Ini akan dicapai melalui integrasi ekonomi domestik, peningkatan konektivitas global, dan upaya meningkatkan produktivitas ekonomi serta keterlibatan Indonesia dalam rantai pasok global.
Optimisme Terhadap Penurunan Biaya Logistik Domestik RI: Target 8% dari PDB pada 2045
Suharso Monoarfa, Menteri PPN/ Kepala Bappenas, mengungkapkan optimisme bahwa biaya logistik domestik Indonesia dapat turun menjadi 8% dari PDB pada tahun 2045. Saat ini, biaya logistik domestik mencapai 14,1% dari PDB, sementara biaya logistik ekspor hanya sekitar 8,98% dari PDB.
Suharso menyebut beberapa faktor yang menyebabkan biaya logistik tinggi, termasuk skala ekonomi yang rendah dan kendala infrastruktur. Namun, pemerintah berkomitmen untuk mengintegrasikan ekonomi domestik dan meningkatkan konektivitas global sebagai langkah untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya logistik.
Biaya logistik domestik di Indonesia masih tinggi, mencapai 14,1% dari PDB, sementara biaya logistik ekspor hanya sekitar 8,98% dari PDB. Suharso Monoarfa, Menteri PPN/ Kepala Bappenas, menyatakan bahwa biaya logistik yang tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk skala ekonomi yang rendah dan kendala infrastruktur. Pemerintah memiliki target ambisius untuk menurunkan biaya logistik domestik menjadi sekitar 8% dari PDB pada tahun 2045. Untuk mencapai tujuan ini, mereka akan fokus pada integrasi ekonomi domestik, peningkatan konektivitas global, dan upaya meningkatkan produktivitas ekonom.