Groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik dilakukan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Smelter dengan kapasitas 1,7 juta ton konsentrat per tahun ini digadang-gadang menjadi yang terbesar di dunia.
Luas proyek smelter yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik ini mencapai 100 hektar dengan biaya investasi sebesar Rp42 triliun.
Proyek pembangunan dimulai dengan tahap konstruksi smelter dari mulao Front-End Engineering, reklamasi, penguatan lahan, hingga rekayasa detail. Tahap pembangunan tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak 2018 dan hingga saat ini kemajuan pembangan sudah mencapai 8%.
Menurut Joko Widodo, pembangan Smelter di Indonesia akan memperkuat hilirisasi industri. Selain itu, pembangunan smelter tersebut diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi industri turunan tembaga untuk berinvestasi di Indonesia.
Sementara Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyebutkan bahwa peresmian proyek smelter ini sekaligun menegaskan komitmen PTFI sesuai kesepatakan pada 2018 lalu. Ini sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang merupakan bagian tak terpisahkan dari izin keberlanjutan operasi PTFI hingga tahun 2041.
Tony menambahkan jika pembangungan smelter di masa pandemi covid-19 memiliki tantangan tersendiri. Namun demikian pihaknya tetap berupaya melakukan penyesuaian dan memastikan pembangunan tetap berjalan sesuai dengan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta masyarakat sekitar.
Upaya untuk meningkatkan industri hilirisasi harus terus dilakukan agar produksi seperti katoda tembaga dapat diserap di dalam negeri dan bermanfaat untuk kebutuhan ekonomi masyarakat luas.