Apa itu pendapatan per kapita? Faktor apa yang mempengaruhi naik turunnya pendapatan per kapita?
Pendapatan
Per Kapita Indonesia atau Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia tercatat
naik menjadi US$ 3.927 (sekitar Rp 56 juta per kapita per tahun) pada tahun
2018. Nilai tersebut naik dibandingkan pada tahun 2017 yang dicatat oleh Bank
Dunia sejumlah Rp 51,9 juta dan 2016 Rp 47,9 juta.
Mengapa Pendapatan Per Kapita Indonesia Menjadi Begitu Penting?
Sebenarnya PDB adalah salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian pada suatu negara dalam periode tertentu. PDB adalah hitungan dari jumlah nilai tambah yang dihasilkan dari seluruh unit usaha dalam suatu negara. Mudahnya PDB adalah hasil hitungan dari pendapatan nasionaldibagi dengan jumlah penduduk pada negara tersebut.
berdasarkan hal tersebut, maka semakin besar perekonomian suatu negara maka akan semakin besar pendapatan perkapitanya, dan semakin banyak jumlah penduduk suatu negara maka pendapatan per kapitanya akan semakin menurun. Sebagai contoh Indonesia dengan PDB (Pendapatan Domestik Bruto) US $940 milyar, akan tetapi penduduk Indonesia juga sangat besar (sekitar 250 juta), sehingga pendapatan perkapita juga menjadi kecil, yaitu US$ 3 ribu saja.
Kemudian ketika membandingkan pendapatan per kapita Indonesia dengan negara lain seperti negara-negara timur tengah, maka Indonesia akan tertinggal jauh. Karna negara-negara tersebut memiliki jumlah penduduk yang sedikit, meskipun PDB nya kecil, akan tetapi memilihi hasil bagi yang sangat besar.
Meskipun dari hitungan tersebut, tidak berarti angka tersebut menjadi sama rata bagi penduduk Indonesia, karena pendapatan per kapita bahkan tidak mewakili kelompok menengah di Indonesia. Jumlah pendapatan per kapita pada realitanya berasal dari banyaknya orang kaya dan super kaya di Indonesia.
[artikel number=3 tag=”Bisnis, pdb, pendapatan-per-kapita”]
Indonesia dikenal memiliki pertumbuhan orang kaya tercepat di antara negara-negara ASEAN. Sehingga kenaikan pendapatan per kapita dapat disimpulkan lebih disebabkan oleh faktor peningkatan jumlah kelas menengah, dan orang-orang elite dengan peningkatan aset yang melonjak drastis.
Sehingga pendapatan per kapita Indonesia tidak mencerminkan pendapatan buruh, atau para pekerja informal yang jumlahnya sangat banyak. Berdasarkan dari ulasan tersebut, membuktikan masih banyak persoalan serius terhadapt kesenjangan ekonomi di Indonesia. Pada realitasnya, bagi sebagian besar penduduk Indonesia, kenaikan pendapatan per kapita mungkin akan tidak berarti apa-apa, karena dalam realitanya mereka tidak menikmati hasil dari pertumbuhan ekonomi nasional.