Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk mendorong insentif hulu migas guna meningkatkan investasi di sektor ini. Plt. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Dadan Kusdiana mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini tengah memproses pengajuan insentif hulu migas pada 10 wilayah kerja (WK), sementara 12 WK lainnya telah menerima insentif fiskal hingga pertengahan tahun ini.
“Hingga Tahun 2024, 12 WK telah menerima insentif sebagaimana diatur dalam Kepmen dimaksud, dan 10 lainnya sedang dalam proses,” kata Dadan kepada Bisnis, Minggu (21/7/2024).
Insentif hulu migas yang dapat diajukan oleh kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mencakup berbagai bentuk keringanan pajak, seperti penurunan pajak penghasilan, pembebasan bea masuk, pengurangan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), serta pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) hingga 100%.
Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menawarkan first tranche petroleum (FTP) sebesar 10% shareable dan signature bonus bersifat open bid, yang diharapkan dapat membantu keekonomian kontraktor. Tidak hanya itu, DMO price ditetapkan sebesar 100% ICP, tanpa kewajiban pengembalian sebagian wilayah kerja selama tiga tahun pertama, serta tidak ada cost ceiling untuk cost recovery.
“Secara umum, pemerintah mendukung produksi migas nasional melalui berbagai insentif,” ujar Dadan.
Sementara itu, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga sedang mendekati sejumlah perusahaan global skala minor atau independent small oil and gas producers untuk berinvestasi di Indonesia.
Insentif Hulu Migas Jadi Upaya Pemerintah Roketkan Investasi di Indonesia
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara menyebutkan bahwa pembicaraan dengan perusahaan-perusahaan ini cukup positif, terutama setelah penemuan berhasil di sumur eksplorasi Geng North dan South Andaman.
“Independent small oil and gas producer yang kita sedang engage sekarang itu banyak,” kata Benny saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Beberapa perusahaan migas skala minor yang sedang didekati antara lain Posco International dari Korea Selatan, Woodside Energy berbasis di Singapura, EnQuest dari Inggris, DIALOG perusahaan publik di Malaysia, dan Valeura Energy Inc. yang berbasis di Singapura dan terdaftar di Kanada. Pendekatan dengan perusahaan-perusahaan ini dianggap penting untuk mendorong investasi dan kegiatan eksplorasi yang lebih masif di Indonesia.
“Perusahaan kecil, independent player tapi sangat penting, mereka punya blok di beberapa negara seperti Valeura Energy yang punya di Turki dan Thailand, tapi memang tidak sekelas bp dan lain-lain,” tambah Benny.
Beberapa perusahaan ini ikut joint study di berbagai area seperti Seram Aru, Sumatera Utara, Natuna Timur, dan Bintuni. Misalnya, EnQuest diketahui melakukan joint study untuk area Binutni, sementara Woodside Energy tengah melirik potensi Cekungan Buton, lapangan lepas pantai di Sulawesi Tenggara.
Demikian informasi seputar insentif hulu migas. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Readaksi.Com.