Rilisan Data dari BPK: 10 Bahan Pokok yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data terkait bahan pokok (bapok) yang memberikan andil terbesar terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. BPS mencatat bahwa terdapat 10 bapok yang dapat membuat orang terperosok dalam jurang kemiskinan, antara lain beras, rokok, mie instan, hingga cabai. Menjaga stabilitas harga bapok menjadi prioritas pemerintah karena kenaikan harga dapat berpotensi meningkatkan jumlah orang miskin di Indonesia. Data BPS menunjukkan bahwa beras merupakan bapok yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kemiskinan di pedesaan dengan persentase 23,73 persen, sementara di perkotaan, kontribusinya mencapai 19,35 persen.

Rokok kretek filter menjadi bapok kedua dengan kontribusi sebesar 11,34 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga rokok dapat berdampak pada peningkatan jumlah orang miskin, terutama bagi mereka yang menjadi pengkonsumsinya.

Selain itu, telur ayam ras dan daging ayam ras juga memberikan sumbangan terbesar terhadap kemiskinan dengan masing-masing andil sebesar 3,34 persen dan 2,93 persen. Bukan hanya bahan makanan, bapok non-makanan seperti harga sewa rumah, bensin, listrik, pendidikan, dan sabun cuci juga turut berkontribusi terhadap tingkat kemiskinan.

Berikut adalah daftar 10 bahan pokok yang memberikan sumbangan terbesar terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia, baik di pedesaan maupun perkotaan:

Di Pedesaan:

  • Beras
  • Rokok kretek filter
  • Telur ayam ras
  • Daging ayam ras
  • Gula pasir
  • Mie instan
  • Bawang merah
  • Kopi bubuk dan kopi instan (sachet)
  • Roti
  • Cabai rawit

Di Perkotaan:

  • Beras
  • Rokok kretek filter
  • Daging ayam ras
  • Telur ayam ras
  • Mie instan
  • Kopi bubuk dan kopi instan (sachet)
  • Roti
  • Bawang merah
  • Kue basah
  • Tahu dan tempe

Meskipun jumlah orang miskin di Indonesia masih mencapai 25,9 juta orang pada Maret 2023, terdapat penurunan sebesar 460 ribu orang dibandingkan dengan September 2022. Tingkat kemiskinan pada Maret 2023 ini turun menjadi 9,36 persen, menunjukkan penurunan sebesar 0,21 persen dari September 2022 yang sebesar 9,57 persen. BPS mencatat bahwa upaya mengatasi kemiskinan menjadi prioritas pemerintah dengan mengendalikan harga bapok dan berbagai kebijakan yang berfokus pada pengurangan tingkat kemiskinan di Indonesia. Penurunan jumlah orang miskin ini merupakan langkah positif dalam menghadapi tantangan ekonomi dan sosial di negara ini.