Sering mendengar namun tidak tahu makna dan fungsinya, mari mengenal Kurs Tengah Bank Indonesia.
Sebelum memahami Kurs Tengah Bank Indonesia, mari kita ketahui dulu pengertian kurs dan Kurs Bank Indonesia terlebih dahulu.
Kata “Kurs” adalah harga sebuah mata uang suatu negara yang diukur dengan cara dinyatakan ke dalam mata uang lainnya. Atau dapat dimengerti sebagai nilai tukar yang merupakan harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.
Peraturan dari Bank Indonesia (BI) sendiri memiliki tiga macam kurs yang berlaku, yaitu kurs jual, kurs beli, dan kurs tengah.
Kurs Jual, Kurs Beli, dan Kurs Tengah Bank Indonesia
1. Kurs Jual
Kurs jual adalah kurs yang dipakai apabila pihak bank menjual suatu mata uang asing. Sehingga bank memiliki posisi sebagai penjual dan Anda adalah sebagai pembeli.
2. Kurs Beli
Kemudian Kurs beli adalah kebalikan dari kurs jual, kurs beli dipakai jika Anda menjual suatu mata uang asing sehingga pihak bank memiliki posisi sebagai pembeli.
3. Kurs Tengah
Terakhir adalah kurs tengah yang akan dibahas dalam artikel ini. Kurs tengah adalah kurs yang berada di antara kurs jual dan kurs beli. Kurs tengah merupakan hasil penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang kemudian dibagi dua.
Perlu diketahui, jika kurs tengah memiliki peranan penting dalam pelaporan pajak.
Kurs tengah sering dijumpai pada sejumlah perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Kurs tengah adalah kurs yang digunakan dalam mencatat dan menghitung nilai konversi mata uang asing dalam laporan keuangan perusahaan, dan kemudian diteruskan dalam pelaporan pajak.
Salah satu syarat perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia adalah menggunakan kurs mata uang Rupiah dalam penyajian laporan keuangannya, dan kurs tengah yang paling banyak digunakan saat proses pembukuan. Berikut contoh penghitungannya.
Diketahui saldo awal akun kas dan bank (mata uang Dolar) adalah US$3.090 atau setara Rp43.260.000. katakanlah dengan nilai per US$ adalah Rp14.000. kemudian pada akhir tahun nilai per US$ adalah Rp15.500, dan saldo kas dan bank sama dengan saldo awal yakni US$3.090.
Sehingga nilai awal (US$3.090 ) yang semula Rp43.260.000, kemudian berubah menjadi Rp47.895.000. Sehingga diketahui terdapat selisih kurs sebesar Rp4.635.000. Maka dalam pencatatan, perusahaan tersebut mengalami minus sebesar Rp4.635.000.
[artikel number=3 tag=”Market, kurs, Bank”]
Kas dan bank pada laporan neraca perusahaan di atas dapat dikatakan mengalami penurunan yang diakibatkan konversi nilai kurs Dolar ke mata uang Rupiah (sebesar Rp4.635.000).
Sehingga selisih kurs tersebut, kemudian akan memengaruhi penurunan laba bersih suatu perusahaan pada laporan keuangannya. Masih bingung dengan Kurs Tengah Bank Indonesia?