Dari semua merek mobil yang ada, Toyota memiliki pemikiran lain tentang kendaraan masa depan yang ramah lingkungan. Saat ini semua industr iotomotif sedang fokus dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik,dari hybrid, plug-in hybrid, hingga kendaraan listrik murni (berbasis baterai).
Namun Toyota justru melawan arus, dengan melakukan pegembangan teknologi kendaraan berbahan hidrogen atau yang disebut “hydrogen fuel cell vehicle” (FCV) yang dinilai mempunyai potensi di masa depan.
Investasi besar-besaran Toyota pada mobil mobil terbaru yang akan
diproduksinya
Saat ini Toyota sudah fokus dan menggandakan investasi melalui proyek kendaraan hidrogennya. Toyota akan segera membuat desain mobil hidrogen yang akan dipasarkan dengan harga yang lebih murah sehingga dapat dipakai secara massal.
Hidrogen merupakan senyawa yang ada dengan jumlah sangat banyak di dunia, dan menariknya dapat menyimpan energi lebih optimal dibandingkan dengan baterai dalam bobot yang sama. Perlu diketahui, Toyota saat ini sudah memiliki mobil terbaru Mirai yang merupakan kendaran bertenaga hidrogen.
Mirai dapat menempuh jarak lebih dari 480 km untuk sekali pengisian bahan bakar. Namun hal yang membuat mengganggu adalah Mirai memiliki harga yang mahal, atau sekitar 58 ribu dolar Amerika Serikat setara dengan Rp 850 juta. Mahalnya mobil tersebut dikarenakan, dalam proses produksinya Mirai belum menggunakan mesin.
Proyek Toyota tersebut akan dimulai pada tahun tahun 2020, dengan memperkenalkan wajah baru dari Mirai. Kemudian pada tahun 2025 Toyota berencana menggebrak pasar dengan memperkenalkan daftar mobil lainnya seperti SUV, pick-up, hingga truk komersial yang akan mulai sekitar tahun 2025.
Strategi Toyota tersebut menggunakan logika, jika semakin banyak membuat kendaraan hidrogen, maka biaya produksi yang dikeluarkan juga akan semakin rendah. Hal tersebut membuat teknologi yang ditawarkan Toyota kedepannya semakin terjangkau bagi konsumen.
Toyota melihat perkembangan bahan bakar hidrogen sebagai peluang untuk menghadapi produksi baterai mobil listik yang masih bergantung dengan material-material langka seperti kobalt. Toyota juga optimistis jika permintaan akan mobil hidrogen akan diterima banyak negara termasuk China, yang saat ini mulai mengkampanyekan kendaraan ramah lingkungan.
Bagaimana dengan perkembangn mobil di Indonesia?