Alasan di Balik Naiknya Saham Infrastruktur

Terpilihnya Jokowi kembali merupakan salah satu penyebab naiknya saham infrastruktur.

Sebagaimana yang dicatat Kontan, sepanjang semester I-2019 ini, saham infrastruktur memiliki peningkatan yang signifikan. Tercatat indeks sektoral infrastruktur menguat sebanyak 14,12%.

Fokus Jokowi Penyebab Saham Infrastruktur Moncer

Kendati saham infrastruktur melambung, namun saham di sektor lainnya seperti keuangan hanya menguat sebesar 11,09%, dan saham agrikultur malah turun 10,08%.

Menanggapi fenomena tersebut, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menyatakan jika hal tersebut dikarenakan perusahaan konstruksi telah menerima pembayaran atas proyek yang selesai dikerjakan tahun 2018.

Diprediksi penguatan saham infrastruktur akan terus menguat pada semester kedua tahun 2019 ini. Hal tersebut diperkuat dengan kemenangan Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden kembali dengan komitmen untuk fokus pada pembangunan infrastruktur kembali.

Infrastruktur masih menjadi fokus Jokowi (gesuri.id)

Berkaitan dengan langkah pemerintahan Jokowi mendatang, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, jika APBN 2020 akan diarahkan pada tema besar pemerintah yaitu akselerasi daya saing melalui inovasi dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan juga infrastruktur.

Alasan pemerintahan Jokowi mendatang tetap fokus pada infrastruktur tidak lain untuk mendukung transformasi industrialisasi dan meningkatkan pembangunan di wilayah perkotaan.

Hal lainnya yang mendukung menguatnya saham infrastruktur adalah saham di sektor tersebut masih dibutuhkan oleh negara berkembang, dan terlebih saat ini perusahaan infrastruktur mulai mengincar pengerjaan di luar negeri. Dengan demikian adalah kesempatan perusahaan infrastruktur dalam negeri untuk bersaing dengan perusahaan luar negeri.

Faktor lainnya yang mempengaruhi saham infrastrukur cerah adalah wacana pemerintah dalam rangka pemindahan ibukota ke luar Pulau Jawa. Meskipun wacara tersebut dinilai tidak akan berpengaruh terlalu banyak terhadap pasar saham dalam negeri, akan menguntungkan pergerakan saham infrastruktur.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Ekonom Bahana Sekuritas Putera Satria yang mengatakan jika pemindahan ibukota hanya berlaku untuk pusat pemerintahan dan bukan untuk pusat keuangan.

“Jadi tidak bakal berubah banyak, seperti layaknya AS saja, dimana pusat pemerintahannya di Washington DC dan pusat ekonomi di New York. (Untuk Indonesia) pusat bursanya, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan kan di sini (Jakarta),” ungkap Satria dilansir dari Kontan.co.id, (2/5/2019).

[artikel number=3 tag=”Market, saham, infrasetruktur”]

Wacana pemindahan ibukota tentu akan menguntungkan beberapa sektor saham, terutama sektor yang erat kaitannya dengan infrastruktur akan berpengaruh paling signifikan.

Ketika pemerintah melakukan pemindahan ibukota, otomatis akan dilakukan pembentukan kota baru, dan hal tersebut akan membutuhkan dukungan berbagai pihak. Sehingga untuk jangka panjang sektor konstruksi dan semen  akan untung.

Kendati demikian dibalik naiknya saham infrastruktur, pekerjaan rumah yang harus diselesaikan adalah surplusnya pasokan semen. Meskipun dari hari ke hari permintaan semen di Indonesia terus melonjak.