Jadi Menteri di Era SBY dan Jokowi, Sri Mulyani Beberkan Perbedaannya

Sri Mulyani yang pernah menjabat menjadi menteri di era SBY dan Jokowi membeberkan perbedaannya.

Menkeu Indonesia Sri Mulyani membeberkan perbedaan yang ia rasakan selama menjabat menjadi menterti di era SBY dan era Jokowi. Dua kali menjabat menjadi menterti keuangan membuat Sri Mulyani merasakan bagaimana perbedaan yang ia rasakan selama bekerja. Dalam era pemerintahan yang berbeda tersebut, Sri Mulyani juga mengakui mendapatkan berbagai pengalaman dan pengetahuan baru.

Sri Mulyani masuk sebanyak dua kali dalam daftar menteri di Indonesia.

Seperti yang diketahui bersama, Sri Mulyani ­menjadi menteri keuangan pertama kali pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2005-2009 (periode I) dan 2009-2010 (periode II). Sri Mulyani tidak menyelesaikan jabatannya tersebut. Ia sempat mengundurkan diri dari kabinet kerja SBY karena terpilih sebagai direktur Pelaksana Bank Dunia. Di era Jokowi, nama Sri Mulyani pun kembali muncul. Sri Mulyani memutuskan untuk pulang ke Indonesia atas permintaan Jokowi. Sri Mulyani masuk ke dalam kabinet Jokowi 2016 hingga sekarang.

Gaya kasual Sri Mulyani .(lifestyle.okezone.com)

Dikutip dari Detik.com, menteri keuangan RI, Sri Mulyani mengungkapkan perbedaan sensasi saat menjadi menteri keuangan di era dua presiden yang berbeda. “Dua-duanya saya belajar cukup banyak. Sebetulnya sebagai seseorang yang bekerja dan kita selalu tahu kalau yang kita kerjakan itu sangat penting bagi negara dan bangsa.”

Sri Mulyani mengungkapkan bahwa tantangan dalam dua era tersebut tentu berbeda. Di era pemerintahan SBY tantangan yang dihadapi  Sri berkaitan dengan persoalan tingginya harga minyak dunia. Hal itu yang membuat menteri Indonesia Sri Mulyani harus segera membuat penyesuaian APBN, terutama pada harga BBM. Selain itu, pemerintah harus segera menerapkan program BLT (Bantuan Langsung Tunai), agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Sementara di era Jokowi tantangannya berbeda. Harga minyak di era Jokowi justru turun. Jokowi yang menginginkan pembangunan pembangunan infrastruktur juga membuat tantangan tersendiri.

[artikel number=3 tag=”sri-mulyani,mentri-keuangan”]

Pola kerja yang diterapkan SBY dan Jokowi juga dirasakan oleh Sri Mulyani.  Keduanya memberikan kelebihannya masing-masing. Era SBY memiliki pola yang lebih formal, namun Sri Mulyani dan staff lain dapat bersenang-senang dengan menyanyi bersama. Hal tersebut dikarenakan SBY sangat suka menyanyi, bahkan aktif membuat lagu. Sedangkan di era Jokowi Sri Mulyani justru memiliki kebebasan dalam mengekspresikan diri dalam hal berpakaian. Ia dapat mengenakan pakaian kasual, seperti baju putih, celana jeans, dan sneaker. Di era Jokowi penggunaan media sosial juga mulai masif, sehingga Sri Mulyani dapat lebih aktif berkomunikasi dengan masyarakat.

Gaya berkomunikasi juga dirasakan sangat berbeda. Sri Mulyani juga melakukan penyesuaian diri terkait gaya bicara kedua presiden tersebut. “Kalau komunikasi ‘kan saya perhatiin, kalau Pak SBY; ‘oh dia begini caranya untuk presentasi, menjelaskan ke masyarakat’, jadi kita juga adjust,” pungkas Sri Mulyani. “Begitu juga dengan Pak Jokowi, di satu sisi untuk hal yang sama ya, materi yang sama, saya perhatikan; ‘oh beliau cenderung pakai bahasa langsung, direct’, jadi kita juga adjust. Dan saya perhatikan mungkin tantangan berbeda dulu dan sekarang, karena tadi sosia media.”