Menjelang Pemilu 2024: Para Investor Simpan Modal, Ekonomi RI Perlu Perhatian Khusus?

Indonesia yang sedang mempersiapkan diri untuk pemilihan umum (Pemilu 2024) mendatang harus siap menghadapi dampak yang mungkin terjadi terhadap ekonomi dan investasi. Demikian dikatakan oleh Head of Macroeconomic & Financial Market Research Bank Mandiri, Dian Ayu Yustina, dalam sebuah acara Media Gathering & Presentasi Macroeconomic Outlook dari Tim Office of Chief Economist Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas secara virtual, pada Selasa (9/5) kemarin.

Menurut Dian, investor cenderung bersikap hati-hati dalam meletakkan investasi selama masa-masa menjelang Pemilu 2024. Namun, ia memprediksi bahwa jika Indonesia dapat mempertahankan stabilitas politik, investasi dalam negeri dapat terkendali dengan baik.

“Dalam kondisi politik yang stabil dan kondusif, investor akan lebih percaya diri dalam menanamkan modalnya. Ini akan meningkatkan resistensi investasi dalam negeri,” ungkapnya.

Namun, Dian juga menegaskan bahwa investasi di tahun ini dan 2024 juga akan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, seperti kondisi politik di Amerika Serikat yang mempengaruhi krisis bank global di AS dan Eropa. Meski begitu, ia yakin bahwa investasi tetap akan terus tumbuh dengan baik di Indonesia.

“Jadi, tidak hanya dampak Pemilu 2024 yang harus diwaspadai, namun juga perbaikan kondisi global dan arah kebijakan moneter global,” lanjutnya.

Sementara itu, Pemilu 2024 sudah terjadwal. Tahapan Pemilu telah dimulai sejak awal tahun ini, seperti pencalonan Presiden dan Wakil Presiden yang jadwalnya mulai 19 Oktober 2023 hingga 25 November 2023. Masa kampanye Pemilu dijadwalkan berlangsung mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, dan pemungutan suara akan dilakukan pada 14 Februari 2024.

Dalam hal investasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa realisasi investasi pada periode Januari-Maret (triwulan I) 2023 sebesar Rp 328,9 triliun atau mencapai 23,5% dari target Rp 1.400 triliun. Realisasi investasi tersebut meningkat sebesar 16,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 384.892 orang. “Realisasi investasi di kuartal I-2023 mencapai Rp 328,9 triliun.

Secara QnQ dibandingkan dengan kuartal IV-2022, masih terjadi pertumbuhan sebesar 4,5%, dan secara year on year tumbuh sebesar 16,5%,” ungkap Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dalam sebuah konferensi pers di kantornya, Jakarta, pada Jumat (28/4) lalu. Bagaimana menurut Anda mengenai sikap investor pada masa-masa menjelang Pemilu 2024?