PLTA Kayan Pembangkit Listrik Raksasa di Kaltara

PLTA Kayan merupakan pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia. Rencananya PLTA Kayan akan mulai konstruksi pada akhir tahun 2019.

Seiring berkembangnya teknologi, kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat pula. PLTA Kayan dengan kapasitas listrik besar yang dihasilkannya, kemudian muncul menjawab tantangan zaman.

PLTA Kayan adalah pembangkit listrik tenaga air yang memanfaatkan air sebagai sumber energinya. PLTA dinilai lebih efisiensi dan ramah lingkungan, terlebih Indonesia yang memiliki potensi energi air berlimpah.

PLTA Kayan SIap Suplai Listrik Masyarakat Kalimantan

Mega proyek PLTA Kayan adalah salah satu realisasi dari upaya peningkatan layanan listrik masyarakat di Kalimantan Utara. Terlebih sebagaimana diketahui, wilayah Kalimantan saat ini masih kekurangan suplai energi.

Adanya PLTA Kayan tentu memberikan harapan bagi masyarakat Kalimantan, guna mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Meskipun PLTA Kayan juga akan diprioritaskan mensuplai listrik untuk kebutuhan industri masa depan di Kalimantan.

Keberadaan PLTA di Sungai Kayan Kalimantan Utara (Kaltara) juga diharapkan dapat menjadi sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT) guna meningkatkan sektor industri kecil dan besar, selain untuk pemenuhan energi listrik nasional.

Kaltara yang merupakan provinsi yang terletak pada ujung utara Pulau kalimantan, memiliki lokasi geografis yang strategis. Kaltara berbatasan langsung dengan Sabah dan Serawak (Malaysia), sehingga pada masa depan dapat menjadi poros ekonomi Indonesia.

Sejatinya, Kaltara adalah provinsi provinsi termuda Indonesia (yang diresmikan pada tanggal 25 Oktober 2012 dalam rapat paripurna DPR-RI), namun menyimpan berbagai potensi yang hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Sumber daya alam Kaltara yang melimpah, ternyata berbanding terbalik dengan penghidupan masyarakatnya saat ini. Salah satu potensi besar di Kaltara yang belum dimanfaatkan secara maksimal adalah sungai.

Sungai Kayan yang memiliki aliran dan debit air yang besar sepanjang tahun, sangat berpotensi dijadikan pembangkit listrik tenaga air. Air listrik di Sungai Kayan dengan demikian memiliki potensi yang besar digunakan sebagai PLTA.

Melalui artikel ringkas ini Djawanes akan memberikan fakta sebutar PLTA Kayan, mengapa menjadi yang terbesar di Indonesia? Berikut ini beberapa poinnya.

PLTA merupakan salah satu energi baru dan terbarukan (physicsworld.com)
  1. 000 Megawatt MW,

PLTA Sungai Kayan Kalimantan Utara akan dimulai tahap konstruksi pada akhir tahun 2019 ini. Kapasitas  keseluruhan yang dihasilkan PLTA Kayan ditargetkan akan memiliki daya 9.000 Megawatt MW.

Pembangunan proyek PLTA Kayan sendiri akan secara beberapa tahap. Pada pembangunan PLTA Kayan 1, ditargetkan kapasitas listrik yang dihasilkan adalah 900 MW dan ditargetkan dapat selesai pada tahun 2024.

Kemudian setelah PLTA Kayan 1 selesai dibangun dan mulai beroperasi, akan dilanjutkan dengan pembangunan tahap ke-2. Pada tahun 2025 PLTA Kayan 2 akan dibangun.

PLTA Kayan 2, akan dibangun oleh PT Kayan energi hidro, 1.200 MW, merupakan target kapsitas listrik yang dihasilkan pada pembangungan tahap kedua tersebut.

Pembangunan PLTA Kayan akan tetap berlanjut,  hingga mencapai PLTA Kayan 5. Total seluruh pembangunan PLTA Kayan (Kayan 1—5) ditafsirkan membutuhkan waktu 25 tahun.

Memiliki kapasitas sebesar 9.000 megawatt dan menjadi yang terbesar di Indonesia, PLTA Kayan akan diperuntukkan guna mensuplai listrik pada proyek strategis nasional, yaitu pada kawasan industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning.

  1. Majukan Ekonomi Daerah

Sebagai PLTA terbesar, keberadaan PLTA Kayan juga dapat memajukan dan meningkatkan perekonomian daerah, khususnya wilayah Kaltara sendiri.

Terdapat beberapa potensi ekonomi daerah yang muncul akibat PLTA Kayan diantaranya banyaknya investasi di daerah Kalimantan Utara. Terkait dengan hal tersebut, selain pembangunan PLTA Kayan di wilayah Kaltara juga akan dibangun Kawasan Industri Terpadu.

Pembangunan kawasan industri diharapkan dapat mendatangkan peluang kerja baru yang lebih besar. Potensi lainnya seperti pajak pemasukan daerah pemerintah daerah Kaltara, dapat didapatkan melalui pajak air permukaan.

  1. Melalui Penelitian Lama

PT Kayan Hydro Energy (KHE) yang merupakan pemangku proyek PLTA Kayan, sejak tahun 2009 telah melakukan kajian komprehensif terkait dengan berbagai hal teknis pembangunan PLTA Kayan.

Mega proyek PLTA Kayan ditafsirkan membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga dibutuhkan seorang investor besar.  Dana yang dibutuhkan investasi sekitar US$ 2,3 juta hingga US$ 2,7 juta (per MW). Lantas dari mana dana tersebut?

Alokasi dana secara keseluruhan, untuk melakukan pembangunan PLTA Kayan ditafsir mencapai US$ 2,3 miliar hingga US$ 2,7 miliar. Sumber investasi dana pembangunan tersebut berasal dari PowerChina dan Central Asia Capital .

Sungai di Kalimantan Utara menyimpan energi besar (venuemagz.com)
  1. PLTA Kayan untuk Siapa?

Kemudian terkait dengan komersialisasi listrik, KHE sudah mengaturnya bersama dengan PLN. KHE menyatakan jika 70% listrik yang akan dihasilkan oleh PLTA Kayan kemudian akan dialirkan ke KIPI.

Kemudian sisa suplai listrik yang dihasilkan PLTA Kayan (sekitar 30%) untuk digunakan, masyarakat Kalimantan dan tidak menutup kemungkinan untuk diekspor ke Malaysia.

Sebagaimana diketahui, beberapa wilayah di Kalimantan yang saat ini masih mengandalkan impor listrik dari Malaysia, dengan adanya PLTA Kayan maka akan berbanding terbalik.

Indonesia (khususnya wilayah Kalimantan) yang selama ini masih mengimpor listrik dari Malaysia, di masa mendatang dapat mengekspor listrik ke Malaysia. Hal tersebut dimungkinkan karena beberapa wilayah dan beberapa titik di Malaysia masih kekurangan pasokan listrik.

Pengadaan pembangkit listrik cascade (berjenjang) juga sudah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2019-2028. PT Kayan Hydro Energy, terkait dengan hal tersebut juga sudah melakukan pembahasan dengan PT PLN (Persero). Pembahasan tersebut membahas rencana dan potensi penjualan listrik ke industri dan masyarakat umum.

Pembangunan PLTA Kayan dilakukan setelah diadakan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT Kayan Hydro Energy (pihak pembangun PLTA) dengan PT Adhi Karya dan PT Pelabuhan Indonesia IV di Kantor Staf Presiden (KSP) pada 15 Agustus 2019 lalu.

Pembangunan PLTA Kayan menjawab krisis energi dan krisis lingkungan  yang ada, maka dari itu pembangunan tersebut perlu untuk didukung, dan juga diapresiasi.