Era digital, membuat banyak anak memiliki akun media sosial sendiri.
Memberikan smartphone pada anak sejak usia masih kecil, juga menjadikan mereka untuk mengenal internet lebih dini. Di era digital saat ini, anak-anak kecil sudah mengenal youtube dan juga mengoperasikanya untuk menonton Video. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang sudah mempunyai akun media sosial (Medsos) sendiri.
Menurut Plt Direktur Eksekutif ICT Watch, Widuri, medsos memang akan memberikan dampak positif bagi anak. Terutama bagi mereka yang sudah berumur 13 tahun. Dengan memiliki akun media sosial, menjadikan anak untuk berinteraksi sosial lintas batas sekolah, bahkan lintas Negara. namun media social juga kerap kali memberikan dampak negatif kepada anak.
Lalu, bagaiamanakah cara mengajarkan anak agar terhindar hal negatif dari media sosial ?
Widuri berpendapat, saat ini banyak anak-anak yang belum mengerti tentang bagaimana seharusnya menjalin interaksi di media sosial. Kebanyakan anak-anak belum menyadari bahwa banyak orang tuna susila yang melakukan kejahatan tanpa disadari anak-anak kita. Modusnya adalah dengan mengiming-imingi sesuatu dan berlagak bak teman baik, namun pada akhirnya meminta foto tanpa mengenakan busanan.
Untuk menghindari hal tersebut, widuri mememberi saran, sebelum anak mulai menggunakan media sosial, anak harus terlbih dulu dikenalkan mengenai etika bermedia sosial. batas-batas bermedsos harus dipaparkan sedemekian rupa sebelum anak-anak memilikinya. Oleh sebab itu, terlebh dahulu orang tua maupun guru disekolah harus paham dengan baik mengenai literasi digital.
“untuk mempersiapkan anak, persiapkan dulu orang tua dan gurunya. Orang tua dan guru harus paham terlebih dahulu tentang etika dalam bermedsos. Apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dimedia sosial. selain itu orang tua dan guru juga harus mengerti tentang tanggung jawab dalam memposting sesuatu dimedia social,” terang widuri.
Setelah itu, ajarkan pada anak-anak atau siswa untuk tidak memposting foto vulgar dimedia sosial, jauhkan dari hal-hal berbau pornografi dan berbagai konten negatif lainya. Berikan pemahaman kepada anak, bahwa jejak digital akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan mereka nantinya.
“saat ini, media sosial, akan menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam merekrut karyawan. Perusahaan akan melacak jejak digital seseorang dimasa lalu, melalu akun media sosial. oleh sebab itu, orang tua perlu melakukan pendampingan pada anak dalam bermedia sosial. jika tidak mampu untuk mengawasi, kuatkan komunikasi yang baik pada anak,” ujarnya.
Hal yang menjadi tantangan adalah, anak kerap kali mengelabuhi orang tua ataupun guru dengan membikin lebih dari satu akun media sosial. mereka bisa mengelabuhi kita dengan memposting hal baik dalam satu akun, dan mengekpos hal negatif diakun lainya.
“sebenarnya itulah yang menjadi tantangan kita, oleh karenanya, komunikasi antara anak dan orang tua haruslah sangat kuat. Mau sebagus apapun kita mengontrol anak dalam bermedsos, apabila komunikasi yang dilakukan orang tua tidak baik, tidak akan berguna,” ujar widuri.
Hal terpenting, orang tua harus menyepakati nilai-nilai kehidupan dengan anak. Mana yang boleh dilakukan, mana yang tidak. Kesepakatan bersama antara orang tua dan anak akan menjadikan anak-anak kita menjadi bijak dalam melakukan segala sesuatu, termasuk bermedia sosial.