Penggunaan biodiesel diyakini akan mampu menaikkan harga minyak sawit global
Crude Palm Oil atau minyak sawit mentah diprediksi bakal mengalami kenaikan harga pada tahun 2019 di pasar global. Kenaikan ini diakibatkan dengan melambatnya pertumbuhan dan produksi minyak sawit dunia serta meningkatnya pemakian Biodisel.
Dikutip dari CNBC, Analis James Fry mengungkapkan, adanya kenaikan harga minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) berkaitan dengan banyaknya produk dalam membuat bahan tebarukan.
“Pengembangan dalam produksi biodiesel juga menurunkan produksi global dan mendukung kenaikan harga,” Terang Fry.
Produksi minyak sawit global diprediksi mengalami perlambatan ditahun ini .
Fry menambahkan, produksi minyak sawit dari delapan Negara produsen minyak sawit mentah terbesar di Asia Tenggara dan Amerika Latin, termasuk juga Indonesia, diperkirakan akan mengalami perlambatan ditahun 2019, dengan produksi naik 2,8 juta ton menjadi 70,9 juta
Data dari Bursa Derivatif Malaysia menunjukkan, harga minyak sawit mentah merosot tajam hingga 8 persen pada februari dengan nilai perdagangan sekitar 2.160 ringgit per ton.
Padahal, tahun 2018 lalu, Indonesia dan Malaysia berhasil menyumbang lebih dari 80 persen pasokan minyak sawit dunia, dan mencapai rekor tertinggi sekitar 5 juta ton.
Disisi lain, produksi biodiesel di Indonesia juga diperkirakan bakal mengalami peningkatan sebesar 1,5 juta ton pada tahun 2019. Adanya peningkatan peningkatan produksi biodiesel ini akan dapat merangsang naiknya harga minyak sawit.
“permintaan penggunaan minyak kelapa sawit mentah di Indonesia untuk membuat biofuel dan pembakaran langsung diprediksi mengalami pertumbuhan sekita 1,5 juta ton pada tahun ini. Ini juga dapat menjadi pemicu kenaikan harga minyak sawit,” Imbuh Fry.
Sebelumnya, tahun 2018 lalu, presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menekankan untuk melakukan pengembangan minyak sawit di Indonesia, dengan cara mengimplementasikan Biodiesel B20. Pengurangan impor minyak mentah dan mengganti dengan biodiesel sawit akan berdampak positif bagi neraca perdagangan.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi pada saat pembukaan konferensi Minyak Sawit internasional IPOC 2018 dan 2019 Price Outlook yang diselenggarakn di Nusa Dua Bali, senin (29/10/2018).
“Ini akan membantu mengurangi defisit neraca perdagangan dan tentu saja akan mengurangi dampak fluktuasi nilai tukar rupiah,” terang Jokowi.
“Kalau melihat besarnya produksi minyak sawit, program mandatori biodiesel B20 tidak akan pernah mengalami kesulitan bakan baku,” tambahnya.
Produksi biodiesel di Indonesia terus mengalami peningkatan paska mandat B20 yang diberikan presiden mulai efektif sejak 1 september 2018 lalu. B20 adalah istilah yang mengacu pada campuran bahan bakar dengan kandungan 20 persen minyak nabati dan 80 persen minyak bumi. Angka 20 mengacu jumlah minyak nabati yang terkandung dalam campuran biodiesel tersebut.