Gelaran piala Asia U-23 akan dumulai sebentar lagi, Timnas Indonesia akan menjalani kualifikasi pada 22 hingga 26 maret mendatang. Dalam pagelaran tersebut nama Saddil Ramdani kembali dipanggil oleh Indra Sjafri selaku pelatih dari Timnas U-23.
Saat ini saddil bermain diliga Malaysia bersama Pahang FA, menariknya saddil memiliki masa lalu yang hebat sebelum ia menjadi pemain profesional.
Untuk membeli sepatu bola, saddil pernah berjualan bambu, dari hasil jualan bambu tersebut, ia membeli sepatu sepakbola pertamanya seharga 100 ribu, ia juga hampir putus sekolah sewaktu SMP, namun orangtuanya tetap berusaha keras agar saddil tidak putus sekolah begitu saja.
Keberhasilan Saddil saat ini tak bisa dilepaskan dari peran besar dari Aji Santoso Football Academy (ASIFA) di malang. saat masih di tanah kelahiranya di Muna Sulawesi Tenggara saddil kecil tak pernah mengenal pendidikan sekolah sepakbola. Namun Saddil memiliki bakat alamiah yang begitu luar biasa, hal itulah yang membuat seorang pemandu bakat dari ASIFA untuk membawa Saddil ke malang. Di ASIFA, ia mendapat pendidikan sepak bola modern yang membuat kemampuan saddil berkembang dikemudian hari.
Kemampuan saddil yang hebat membuat Eduard Tjong jatuh hati kepada saddil dan memanggilnya di timnas U-19 pada 2016 lalu. Tidak hanya itu, ia juga dipanggil oleh Luis Milla yang saat itu meng arsiteki timnas U-23. Selain itu, peran saddil di klub profesional pertama yang dibelanya, Perseal Lamongan juga tak pernah tergantikan disektor sayap, meskipun saat itu usianya baru menginjak 19 tahun, saddil membuktikan dirinya menjadi salah satu pillar andalan di Persela Lamongan.
Dalam perjalanan karirnya, Saddil selalu berterimaksih kepada Aji santoso, baginya Aji bukan hanya sekedar pelatih. “Coach Aji adalah panutan saya. Beliau bukan hanya sekedar pelatih, tapi guru sekaligus orangtua baginya, beliau banyak berjasa dalam perjalanan karier saya, baik di Persela ataupun di Timnas”, ungkap saddil. Saddil mengakui, berkat perlakuan baik dari Coach Aji dan keluarganya terhadap semua pemain ASIFA termasuk dirinya, membuatnya bisa menjadi pemain profesional seperti sekrang ini.
Pada gelaran piala AFF U-18 2017 tahun lalu, nama saddil menjadi sorotan, permasalahanya sorotan yang mengarah padanya merupakan sorotan bernada negatif. Ia dianggap sebagai biang keladi atas kekalahan timnas Indonesia disemifinal piala AFF.
Saat itu saddil mendapat kartu merah diakhir babak pertama saat bertemu dengan Thailand, akibatnya timnas Indonesia kekurangan daya gedor, karena tampil hanya dengan 10 pemain. Sekuat Garuda harus menelan kekalahan dalam drama adu pinalti setelah bermain 0-0 diwaktu normal.
Paska kejadian tersebut, banyak warga net yang mulai mencibir Saddil. Namun hal tersebt tidak membuatnya patah hati, justru membangkitkan semangatnya untuk menjadi yang lebh baik lagi. “momen kartu merah tersebut memang menjadi pelajaran yang berharga bagi saya.
Saya merasakan bagaimana kesedihan, ketegangan, hingga jatuh airmata saya, namun keluarga, orang terdekat selalu mengatakan saya harus kuat dan menjadi lebih baik kedepanya. “tutur Saddil paska kejadian tersebut penampilan saddil kembali moncer baik di timnas maupun di klub yang dibelanya. Sejak januari lalu, Saddil membela klub Pahang FA, dan menjadi pemain andalan di tim yang berjuluk Tok Gajah tersebut.