Rudiantara Ajak Genereasi Muda Aceh Untuk Lawan Hoaks Jelang Pemilu.

Penyebraran berita hoaks yang masif akan dapat mengancam demokasi Indonesia

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkoinfo), Rudiantara mengajak Generasi Muda Aceh untuk memerangi Hoaks atau berita palsu. Menurut Rudiantara, Penyebaran berita bohong akan merugikan kehidupan bangsa dan bisa menimbulkan perpecahan.

“Ada upaya delegitimasi dan membangun ke-tidakpercayaan terhadap pemerintah melalui hoaks, penyebaran Hoaks akan merugikan kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan memicu perpecahan,” ungkap Rudiantara saat menjadi pembicara di seminar ‘Hoaks dan Implikasinya Terhadap Demokrasi dan Pembangunan Berkeadilan’ yang di selenggarakan oleh Kantor Staff Kepresidenan (KSP) yang berlangsung di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Selasa (2/4/2019).

Menjelang pemilu 17 April 2019, Penyebaran berita Hoaks terus meningkat tajam.

Berdasar data yang dihimpun oleh Menkoinfo,  pada bulan Agustus 2018, jumlah berita yang terverifikasi palsu sejumlah 25. Angka ini meningkat sekitar 14 kali lipat di bulan februari 2019 menjadi 353 berita palsu.

Menurut Deputi V kepala Staff Kepresidenan, Jaleswari Pramodhawardani, hoaks telah mengambat kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu penyebaran hoaks juga akan mengancam demokrasi di Indonesia.

Banyak program pemerintah yang terhambat pelaksanaanya, seperti Progam PKH, BPJS, Kredit Mekar dan lain sebagainya namun program-program itu menjadi terhambat lantaran lebih percaya hoaks dan membuat masyarakat tidak percaya pemerintah.


Menkoinfo Rudiantara, saat menjadi pembicara diseminar  ‘Hoaks dan Implikasinya Terhadap Demokrasi dan Pembangunan Berkeadilan’ di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (Ksp.go.id )

Dalam seminar yang digagas KSP itu, dihadiri sekitar 1000 mahasiswa Unsyiah, berbagai narasumber yang diundang dalam acara tersebut adalah, Prof.Syamsudin Haris, Guru Besar Ilmu Politik LIPI. Anggota Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, dalam kesempatan itu, hadir pula Wakil Direktur Cybercrime Mabes Polri Kombes Polisi Asep Syafrudin dan Nur Anisa sebagai akademisi dari Unsyiah.

KSP memilih Aceh sebagai tempat penyelenggaran lantaran melihat hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada bulan januari lalu. Hasil penenelitian tersebut menyatakan, Aceh merupakan daerah dengan Penyebaran hoaks paling tinggi. Provinsi ini berada diatas Jawa Barat dan Banten dalam tingkat penyebaran berita palsu.

 Selanjutnya Kombes Polisi, Asep Syafrudin Menegaskan, agar masyarakat tidak berpartisipasi dalam penyebaran hoaks dan fitnah di media sosial. saat ini Bareskim Polri sudah memiliki alat canggih untuk mencium penyebaran hoaks dan berita fitnah. Polisi bisa menangkap penyebar kabar palsu dalam waktu singkat

“polri sangat serius dalam memerangi hokas”, tegasnya.

Diharapkan dari adanya acara ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, dan juga akademisi untuk bersama dalam memerangi hoaks.