Analisis Pasar Kopi Indonesia di Kancah Internasional

Berdasarkan analisis pasar kopi nasional, Indonesia akhir-akhir ini unggul dalam komoditas kopi.

Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia, selain itu, juga pengekspor kopi robusta terbesar kedua di dunia. Melalui artikel berikut ini akan disajikan analisis pasar kopi nasional terhadap skala global.

Analisis Pasar Kopi Nasional yang Menggiurkan

Baru-baru ini Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Surabaya melakukan ekspor 7 kontainer kopi yang berisi 134 ton ke Poti, Georgia. Kopi berjenis robusta tersebut memiliki nilai ekonomi mencapai Rp 134 miliar.

Tentu capaian tersebut dapat menambah devisa negara dalam jumlah besar. Berkaitan dengan kopi robusta dan tidak arabika, memang kopi robusta Indonesia sangat digemari di Eropa lantaran memiliki cita rasa yang khas.


Langkah ekspor tersebut merupakan instruksi dari Menteri Pertanian untuk mencari terobosan ekspor dan akses komoditas pertanian. Sehingga beruntunglah Indonesia yang masih mempunyai alam untuk menggenjot ekspor komoditas alamnya.

Investasi di komoditas kopi memiliki prospek yang bagus (viraljabar.com)

Data Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mencatat jika para petani Indonesia bersama dengan beberapa kementerian berencana memperluas perkebunan-perkebunan kopi Indonesia, dan akan meremajakan perkebunan-perkebunan lama melalui program intensifikasi.

Hal tersebut dikaitkan oleh meningkatnya permintaan global dan domestik atas komoditas kopi. Sehingga investasi dalam sektor kopi akan menggiurkan dalam beberapa waktu ke depan.

Peluang investasi kopi di Indonesia masih luas, dikarenakan produksi kopi per hektar Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara-negara utama penghasil kopi.

Namun bagi para investor setidaknya diperlukan terobosan baru untuk melakukan peningkatkan kuantitas dan kualitas biji kopi. Terobosan tersebut salah satunya adalah memanfaatkan teknologi dalam bertani kopi.

Jika pada tahun 2015, Indonesia memproduksi 741 kilogram biji robusta per hektar dan 808 kilogram biji arabika per hektar, angka tersebut kalah dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam yang mencapat 1.500 kilogram per hektar.

Kini budaya minum kopi sudah menjadi gaya hidup bagi anak-anak generasi millenial. Hal tersebut dapat dilihat dari menjamurnya kafe atau kedai-kedai penjual minuman dari kopi di seluruh Indonesia.

Jika dulunya orang-orang hanya dapat menikmati kopi berkualitas di Starbucks atau di Coffee Bean, kini dengan mudahnya ditemui kafe-kafe yang menawarkan kopi berkualitas dengan cara dan teknik seduhnya yang bermacam-macam.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian, konsumsi kopi nasional pada tahun 2016 mencapai sekitar 250 ribu ton.

Angka tersebut kemudian tumbuh 10,54% menjadi 276 ribu ton pada tahun berikutnya. Diprediksi konsumsi kopi di Indonesia sepanjang periode 2016-2021 ini akan tumbuh kembali dengan nilai rata-rata 8,22%/tahunnya.

Sehingga pada tahun 2021, pasokan kopi Indonesia diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan tingkat konsumsi 370 ribu ton. Makan akan terjadi surplus 425 ribu ton.

[artikel number=3 tag=”Market, pasar, kopi”]

Saat ini sekitar 94,5% produksi kopi di Indonesia masih dipasok dari pengusaha kopi perkebunan rakyat. Selain itu 81,87% produksi kopi nasional adalah berjenis robusta yang berasal dari Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Berdasarkan analisis pasar kopi dunia, maka Indonesia saat ini masih sangat berpeluang untuk menggenjot investasi pada komoditas kopi. Tidak terkecuali bagi anda yang ingin memulai investasi pada perkebunan kopi. Akan sangat menggiurkan!