Rupiah Semakin Melemah, Efek Perang Dagang?

Rupiah Semakin Melemah, Efek Perang Dagang?

Nilai tukar rupiah kembali merosot dan berada pada posisi Rp14.134 per dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tersebut berdasarkan pada penutupan perdagangan pasar spot Kamis (4/7) sore.

Rupiah Semakin Melemah Tiap Harinya

posisi melemahnya rupiah hari ini adalah 0,1 persen dibandingkan pada penutupan hari sebelumnya Rabu (03/07) yaitu Rp14.129 per dolar AS. Nilai tersebut merosot terus mulai dari awal bulan (01/07) dengan Rp 14.112 per dolar AS.

Kurs referensi Bank Indonesia Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) sebagaimana dilansir dari cnnindonesia.com (04/07), menempatkan rupiah pada posisi Rp14.106 per dolar AS atau menguat dibanding kemarin yakni Rp14.160 per dolar AS.

Sikap Donald Trump menyebabkan pasar tidak stabil (gq.com)

Namun pada hari ini, rupiah berada di dalam rentang Rp14.104 hingga Rp14.136 per dolar AS. Ketika rupiah melemah, hal berbeda pada sebagian mata uang di Asia.

Terdapat beberapa mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS, seperti peso Filipina (0,04 %), ringgit Malaysia (0,05 %), dolar Hong Kong (0,12 %), rupee India (0,22 %), dan won Korea Selatan (0,22 %).

Memiliki nasib yang sama dengan rupiah, dolar Singapura melemah terhadap dolar AS sebesar 0,01 persen, yen Jepang sebesar 0,01 persen dan baht Thailand sebesar 0,06 persen.


Mata uang negara maju sendiri masih bervariatif, seperti dolar Australia yang melemah 0,18 persen, namun euro dan poundsterling Inggris menguat 0,03 persen dan 0,08 persen.

Berkaitan dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim seperti dilansir dari cnnindonesia (04/07) menyatakan jika melemahnya rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen eksternal.

Sentimen tersebut tidak lain gara-gara semalam proteksionisme AS bergerak padam tahap baru. Hal tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan jika China dan Uni Eropa melakukan manipulasi mata uang besar.

Trump juga mengatakan jika China dan Uni Eropa telah memompa uang ke dalam sistem keuangan AS. Tentu pernyataan Trump tersebut membuat panas lagi tensi antara AS dengan China dan Eropa.

[artikel number=3 tag=”Perang-dagang, rupiah-melemah, china”]

Kata-kata Trum kembali membuat kondisi ekonomi global menjadi sorotan utama. Meskipun AS menyerang China dan Uni Eropa, nmaun kondisi pasar ketenagakerjaan AS pada Juni malah lebih membaik dibanding Mei. Berdasarkan kondisi tersebut kemudian memunculkan ekspektasi baru bahwa bank sentral AS The Fed kemungkinan mengurungkan niat untuk menurunkan suku bunga acuan.

Namun meskipun rupiah semakin melemah terhadap dolar AS, pemerintah hingga kini masih optimis terhadap kenaikan pertumbuhan ekonomi.