Inilah Tantangan Perekonomian Indonesia, Kalian Wajib Tahu!

Kalian Wajib Tahu, Tantangan Perekonomian Indonesia yang Harus Dihadapi dan Diselesaikan

Bisa dikatakan bahwa Negara kita ini memiliki peluang yang baik dalam petumbuhan sistem ekonomi Indonesia. Melimpahnya tenaga kerja dan sarana infrastruktur yang meningkat cukup baik membuat sistem ekonomi Indonesia pun ikut membaik.

Meski Indonesia mempunyai potensi besar, terlebih dengan memanfaatkan perang dagang Amerika dan China, namun masih saja ada tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan Indonesia. Apa aja?

Berikut tantangan perekonomian yang harus dihadapi dan harus diselesaikan Indonesia:

1.Produk Indonesia masih dipandang sebelah mata oleh dunia Internasional

Berlangsungnya perang dagang antara Amerika dan China, membuat Indonesia bisa mengambil kesempatan untuk memasukkaan barang-barang yang dibutuhkan kedua Negara dengan harga yang murah. Namun permasalahan kembali muncul, yakni kualitas produk di Indonesia seperti buah-buahan atau lainnya masih dipandang sebelah mata oleh dunia. Terlebih pasar Internasional banyak membutuhkan produk manufaktur.

Produk Indonesia dipandang sebelah mata oleh dunia (blog.act.id)

2.Kalau Ekspor tidak bagus, lalu apa langkah yang tepat bagi Indonesia?

Pemerintah Indonesia bisa mencoba dengan investment diversion atau pengalihan investasi yang difokuskan pada manufaktur dibanding sumber daya alam.

Namun saying, roda perekonomian Indonesia masih focus pada mineral dan sumber daya alam. Investor asing masih melirik Negara lain untuk mencari manufaktur dan elektronik, seperti Thailand, Vietnam dan Malaysia.

3.Terlalu bergantung pada komoditas ekspor yang itu-itu aja

Indonesia mempunyai sejumlah tantangan perekonomian saat ini salah satunya yakni harga komoditas ekspor yang turun, seperti minyak sawit, batu bara, dan karet. Padahal di tahun 2010 hingga 2014 nilai komoditas ini cukup bagus dan menjadi salah satu yang diandalkan untuk pertumbuhan sector ekonomi.

Kalau itu berlanjut karena kekhawatiran perang dagang, yaitu pengurangan permintaan komoditas tahun depan. Jadi bisa saja tahun depan masih landai dan itu membuat ekonomi kita akan moderat kalau pemerintah tidak cari sumber pertumbuhan lain di luar komoditas, Meski demikian, pemerintah Indonesia bisa ‘mengakalinya’ dengan cara Foreign Direct Investment (FDI).

4.Kurangya kualitas sumber daya manusia

Meski pemerintah bisa ‘mengakalinya’ dengan FDI, namun FDI tidak semudah itu. Sebab, Indonesia mempunyai permasalahan selanjutnya yakni kualitas sumber daya manusia khususnya di bidang vokasional.

Keahlian khusus dan ekspertis khusus banyak dibutuhkan di luar juga, seperti perawat, dokter , insyinur, itu bisa jadi. Karena di luar negeri banyak kekurangan tenaga ahli.

Jika FDI terjadi dan sumber daya manusia ini belum siap, maka Indonesia harus bersiap kedatangan tenaga kerja ahli dari luar negeri untuk menggantikan tenaga kerja lokal. Selain itu, dengan peningkatan kualitas tenaga kerja, diharapkan nantinya Indonesia tidak hanya mengekspor komoditas mentah seperti minyak sawit dan karet.

5.Bagaimana menyelesaikan permasalahan sektor manufaktur Indonesia?\

Ribetnya birokrasi di Indonesia menjadi kambing hitam untuk pengalihan investasi ke sektor manufaktur ini. Lambatnya proses perijinan dan birokrasi di Indonesia juga bisa memicu terjadinya korupsi. Seperti yang diungkapkan oleh Chief Economist, David Sumual yang dilansir dari idntimes.com.

“Pak Jusuf Kalla bilang karena lambatnya ini memicu korupsi. Lambat, sementara pengusaha pengen cepat akhirnya mereka kasih uang suap. Padahal mereka ini butuh waktu. Misal iPhone mau masuk Indonesia atau Vietnam. Kalau Vietnam bisa 1 minggu selesai, di kita 6 bulan selesai, potensi 6 bulan penjualan hilang,” jelasnya.

Permasalahan kedua sektor manufaktur Indonesia adalah sulitnya mencari lahan yang bagus. “Padahal banyak lahan kosong gak produktif, tanah gersang itu kan banyak di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara. Tapi mungkin mereka cari yang infrastrukturnya lengkap ya. Kalau lengkap ya Sumatera dan Jawa dan Batam,” kata Sumual.

Dan ketiga adalah biaya sewa yang mahal dan permintaan konten lokal yang tinggi di awal kesepakatan. “Sama kalau bisa biaya sewa, jangan mahal-mahal. Di awal gak mungkin local content 60 persen. Kita di awal sudah terbentur local content, minta tinggi. Padahal kemampuan industri dalam negeri gak siap,” ujarnya.

Perlu kamu ingat kembali, bahwa untuk meningkatkan sistem ekonomi Indonesia harus ada upaya dari pemerintah. Selain itu, kita sebagai masyarakat juga harus bisa mendukung pemerintah untuk mewujudkannya. Sumber daya yang dimiliki juga harus dimanfaatkan dengan baik demi kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Semoga bermanfaat.